Tuesday, 4 November 2014

KOLABORASI ONLINE



Apakah anda adalah guru yang suka berbagi?
Jika iya, melalui media apakah anda biasa berbagi resource, pengetahuan, atau pengalaman anda tersebut? Apakah melalui facebok? Blog? email? SMS? atau bahkan dengan cara (primitif), copy data ke Flashdisk?
Lalu, apa saja yang biasa anda bagi ke teman guru atau siswa anda tersebut? Apakah materi/modul pelajaran? bank soal? RPP (mungkin..?) atau perangkat mengajar lainnya?

Yah, mungkin dari beberapa media dan resource di atas, salah satunya pernah anda manfaatkan dan bagi (bc.transfer) kepada teman guru dan siswa anda ya… ?
Tetapi sebagai seorang guru, pernahkan anda berpikir untuk “tidak sekedar” berbagi resource, melainkan melakukan aktivitas pembelajaran (kegiatan mengajar) bersama-sama, melakukan diskusi bersama, melakukan test online bersama dan seterusnya dalam satu kelas, antara anda dan siswa anda, antara anda, guru dan siswa dari sekolah lain, antar kota, antar kabupaten, antar provinsi, atau bahkan antar negara?

Bersama para tutor kelas kolaborasi “Basic Programming Algorithm” Indonesia-Thailand

Wah… mungkin belum banyak yang melakukannya ya…. :D Apalagi jika jumlah siswanya banyak dan ruangan sempit, bisa-bisa ruangan kelas menjadi sesak, panas dan ramai, yang membuat proses KBM menjadi tidak efektif? :(
Padahal kegiatan pembelajaran seperti ini penting juga kita lakukan loh.. supaya kita bisa berbagi pengetahuan, pengalaman, dan materi mata pelajaran serumpun dengan guru dan siswa dari sekolah dan daerah lain. Tapi… Mungkinkah…..???

Jawabnya : Yah.. mungkin :) !!! Konsep inilah yang kita sebut Pembelajaran Kolaborasi (Collaborative learning). Di mana kita bisa berinteraksi, berkomunikasi, berdiskusi dan melakukan aktivitas pembelajaran lain dengan guru dan siswa dari sekolah dan daerah lain.

Saat ini, teknologi dapat menjembatani segala kegiatan yang pada awalnya menurut kita tidak mungkin, menjadi mungkin dan patut kita coba.

Adalah Edmodo, salah satu e-learning berbasis jejaring sosial yang memfasilitasi hal itu. Konsep collaborative learning yang diusungnya, memungkinkan kita untuk melakukan pembelajaran lintas siswa, guru, sekolah, daerah bahkan negara. Dengan menggunakan kode Join Group (kelas) yang ada, kita bisa melakukan kegiatan pembelajaran bersama-sama dengan guru mata pelajaran yang sama (serumpun) dari sekolah/daerah lain, sekaligus beserta siswanya.

Kelas kolaborasi saya dengan beberapa college di Thailand

Meskipun di Indonesia banyak guru yang telah menggunakan Edmodo, namun masih sangat jarang guru yang memanfaatkannya untuk pembelajaran kolaborasi. Yang ada, mungkin hanyalah kelompok-kelompok atau komunitas antar sesama guru (mata pelajaran) saja, yang biasanya digunakan untuk berdiskusi, tukar modul dan seterusnya.
Sebenarnya sih…sah-sah saja. Hanya saja pemanfaatan edmodo seperti ini belum mengarah pada konsep kolaborasi yang sebenarnya.

Secara teknis, untuk dapat melakukannya, para guru dan siswa yang telah memanfaatkan edmodo pada kelas online-nya, tentu tidak akan mengalami kesulitan yang berarti. Sehingga seharusnya kita dapat dengan mudah melakukan pembelajaran kolaborasi ini. Hanya saja, mau atau tidak? he…he…

Nah, sekarang marilah kita mencoba mulai mempersiapkan dan menerapkan konsep pembelajaran kolaborasi ini, kemudian kita uji cobakan pada tahun ajaran mendatang (2013-2014). Berani? Yuk…

Bagaimana cara kita memulainya? (BTW, saya tidak akan memandu anda secara teknis. Bagi yang belum familiar dengan edmodo, bisa dieksplor di sini)

Ada beberapa yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan pembelajaran kolaboratif, yaitu :

Persiapan untuk guru :

Sebuah account sebagai “Teacher” untuk membuat kelas / group dan melakukan aktivitas pembelajaran.
Menyiapkan kelas yang akan digunakan untuk pembelajaran bersama, dan menyimpan kode kelas untuk kemudian kita bagikan kepada guru partner (guru yang akan diajak berkolaborasi) dan siswa.
Mendiskusikan dengan guru partner tentang materi dan kegiatan yang akan dilakukan pada kelas bersama tersebut. Pada kelas kolaborasi tersebut, Anda tidak harus melakukan semua aktivitas dan topik pembelajaran, bersama loh.. Anda bisa mengatur topik-topik yang disepakati untuk pembelajaran kolaboratif. Untuk mendukung hal ini, anda dapat memanfaatkan fitur small group.
Membuat Timeline aktivitas pembelajaran bersama yang akan dilakukan. Timeline ini wajib ada, bertujuan untuk membagi aktivitas masing-masing guru pada kelas kolaboratif tersebut. Timeline dapat mencakup waktu, materi, kegiatan (yang dilakukan guru dan siswa), penugasan, dan seterusnya. Jangan lupa untuk mencantumkan nama guru yang bertugas untuk memandu aktivitas pembelajaran setiap minggunya. Timeline ini mirip dengan agenda mengajar yang biasa kita buat dan gunakan saat mengajar. Sebagai contoh, anda dapat melihat timeline collaborative learning sekolah saya dengan beberapa sekolah partner dari Thailand, yang saat ini sedang berlangsung, berikut:

Collaborative learning Timeline

Menyusun kegiatan pembelajaran yang efektif dan interaktif sehingga benar-benar tercipta pembelajaran kolaboratif yang diinginkan. Semua kegiatan dapat diagendakan dan mengacu pada Timeline yang sudah dibuat.
Melakukan uji coba terhadap kelas bersama yang akan digunakan, dengan guru partner atau dengan siswa kita, terlebih dahulu. Sehingga pada saat pembelajaran dimulai semua sudah siap.

Sedangkan untuk siswa, persiapan yang dilakukan sebelum memulai pembelajaran kolaboratif ini adalah :

Sebuah account sebagai “Student” yang digunakan untuk bergabung pada kelas bersama.
Pengetahuan mengoperasikan fitur e-learning (dalam hal ini fitur group pada edmodo).
Penguasaan Bahasa Inggris atau bahasa daerah. Selain dengan menggunakan Bahasa Indonesia, ada baiknya siswa dan guru dapat berkomunikasi menggunakan bahasa internasional atau bahasa daerah lain. Pengusaan bahasa tersebut penting untuk menjaga komunikasi dan interaksi antar anggota kelas bersama, yang berasal dari daerah tertentu. Sehingga suasana kelas tetap kondusif, bahka menjadi lebih akrab.
Pengetahuan tentang materi/topik yang akan dipelajari bersama.

Untuk mendapatkan teman guru partner/sekolah partner yang akan diajak berkolaborasi, anda dapat memanfaatkan komunitas-komunitas yang telah anda ikuti dan membuat kesepakatan dengan beberapa guru serumpun untuk mengadakan pembelajaran kolaborasi.

Selain beberapa persiapan di atas, dukungan dari sekolah asal, baik dalam hal infrastruktur maupun komitmen untuk melakukan pengembangan metode pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, menjadi hal yang sangat penting. Sebab jika tidak, maka pembelajaran kolaborasi ini hanyalah akan menjadi angan-angan semata.

Mudah-mudahan bermanfaat :D

FLIPPED CLASSROOM TOOLS

Banyak cara (metode dan model) pembelajaran yang dapat dimanfaaatkan oleh guru dalam menyampaikan materinya, salah satunya adalah model pembelajaran yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini, yaitu Flipped classroom. Flipped calssroom merupakan salah satu pilihan model pembelajaran yang secara tidak langsung memaksa siswa untuk mempelajari terlebih dahulu materi pelajaran, sebelum guru menyampaikannya di kelas.

Melalui media digital (video / ebook) yang digunakan, model ini sangat efektif untuk meningkatkan kualitas dan motivasi belajar siswa yang sebelumnya hanya mengandalkan (bc. Menunggu) guru berceramah di dalam kelas. Materi yang disediakan dalam bentuk digital, yg dapat dipelajari di luar kelas akan memudahkan siswa dalam menyerap konsep dan materi yang diberikan, karena mereka dapat belajar di mana saja dalam suasana yang nyaman. Materi disajikan dalam bentuk visual juga memudahkan mereka untuk mempelajari kembali materi secara berulang-ulang.
Pengemasan materi pembelajaran yang akan digunakan pada flipped claasroom ini tidak lepas dari berbagai software yang mensupportnya. Berikut beberapa tool yang dapat dimanfaatkan guru sebagai media pendukung model pembelajaran flipped classroom baik yang online maupun offline :

Video Creator:

Perangkat lunak ini digunakan untuk membuat/mengedit video, seperti Camtasia, Windows Movie Maker, ScreenCast-O-Matic, ShowMe, Jing dan seterusnya. Saya merekomendasikan anda untuk memilih Camtasia :D

Video Content:

Sebuah situs yang akan menampung video anda secara online. Seperti Youtube EDU, TeacherTube, SchoolTube, BrainPOP, Khan Academy dan seterusnya. Melalui situs ini anda juga dapat berbagi konten pembelajaran berupa file PDF, PPT, Audio bahkan anda juga dapat berbagi foto-foto kegiatan anda di kelas. Saya merekomendasikan anda untuk memilih TeacherTube.

Blog dan Jejaring Sosial

Saat ini Blog dan Jejaring sosial banyak digunakan untuk mendukung proses pembelajaran terutama untuk berbagi informasi dan konten pembelajaran. Bahkan dengan menggunakan tool ini memungkinkan guru/siswa untuk berkolaborasi dengan guru/siswa dari sekolah lain. Contoh Jejaring sosial yang banyak digunakan untuk ini adalah Edmodo, Moodle, Schoology, Edu 2.0, Google +, Twitter dan seterusnya. Dan saya merekomendasikan anda untuk memilih Edmodo/Edu 2.0 (karena cukup simple :D)

E-book Creator

Selain menggunakan video, flipped classrom juga dapat menggunakan media digital book/e-book. Calibre, Sigil, MobiPocket, adalah salah satu contoh software pembuat e-book yang bisa anda pilih. Saya merekomendasikan untuk memilih Sigil :D

Presentation Creator

Untuk membuat presentasi yang menarik dan interaktif, anda dapat memanfaatkan situs-situs pembuat presentasi yang disediakan secara online seperti Prezi, PowToon dan seterusnya. Saya merekomendasikan untuk memilih Prezi ;)

Group Communication

Media untuk berkomunikasi antara guru dan siswa, seperti BigBlueButton, Skype, Yahoo Messeger, Google HangOut dan seterusnya. Saya merekomendasikan anda untuk memilih BBB (bigbluebutton) ;)

Digital Story Telling Creator

Sebuah tool yang dikembangkan untuk anak-anak dan digunakan untuk membuat konten kreatif digital berupa StoryTelling, seperti Tikatok, ZooBurst, Animoto dan seterusnya. Saya merekomendasikan anda untuk memilih Tikatok :D

Dan masih banyak lagi tools pendukung lain yang dapat anda gunakan.

Dari beberapa pilihan website, mobile apps dan desktop apps yang sudah ditawarkan di atas, tentu anda sendiri yang dapat menentukan tools apa saja yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan belajar siswa anda. Selamat memilih ya.. Mudah2an bermanfaat :D

Referensi

http://www.teachthought.com/

Flipped Classroom

Diakui atau tidak perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini sangat berpengaruh pada kebiasaan dan cara belajar siswa dan mengajar guru di sekolah.

Dulu, saat saya masih di bangku sekolah, hampir sebagian besar waktu luang saya di sekolah, saya habiskan untuk mempelajari materi yang telah dan akan disampaikan oleh para guru. Saya selalu khawatir apabila tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh mereka. Karena selain malu, hukumannya pun lumayan berat :D

Berbeda dengan jaman sekarang, hampir sebagian besar waktu luang siswa di sekolah, yang seharusnya digunakan untuk belajar, dihabiskan untuk mengakses gadget, seperti SMS-an, FB-an, Twitter-an dan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan aktivitas belajar. Perkembangan teknologi yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran ternyata belum banyak dioptimalkan oleh siswa untuk mengakses pelajaran.

Begitu pula ketika awal saya mengajar, saat itu belum banyak teknologi komputer yang memfasilitasi saya dalam mengajar. Bahan ajar biasanya saya peroleh dari berbagai sumber belajar (buku) yang saya pinjam dari perpustakaan. Selanjutnya dari buku-buku tersebut, saya membuat rangkumannya dalam bentuk tulisan yang nantinya akan dicatat (disalin) oleh siswa/i saya, setelah saya selesai menjelaskan materi pelajaran. Sehingga, hampir sebagian besar waktu mengajar di kelas, habis untuk mencatat materi pelajaran.
Meski begitu, entah mengapa motivasi belajar siswa saya saat itu begitu tinggi. Suasana belajar di kelas pun menjadi sangat berkesan, sampai sekarang!

Berbeda dengan saat ini, meski cara mengajar guru banyak difasilitasi oleh teknologi, namun masih banyak di antara kita yang masih menggunakan metode dan model pembelajaran lama (biasanya ceramah), di mana proses pembelajaran masih berpusat pada guru.Bahkan terkadang guru merasa belum puas, jika saat mengajar tidak menjelaskan (ceramah). Siswanya pun mengaku belum diajar, jika belum diceramahi..he..he.
Yah, hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa duduk di kelas, mendengarkan guru berceramah, untuk menyampaikan materi pelajarannya.
Alasan klise “infrastruktur sekolah yang tidak mendukung”, biasanya menjadi alasan kenapa guru belum memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran di kelas.

Berangkat dari kenyataan di atas, maka diperlukan model ataupun metode pembelajaran yang dapat memotivasi guru dan siswa untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara benar untuk proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan adalah model pembelajaran flipped classroom (Bc. Mari Beralih ke Flipped Classroom dan Memilah-milih Flipped Classroom Tools).

Kelebihan Flipped Classroom

Banyak alasan, kenapa flipped classroom saat ini menjadi salah satu pilihan penting dalam model pembelajaran kita. Berikut adalah beberapa kelebihan yang menjadi alasan kenapa kita perlu menggunakan model pembelajaran flipped classroom ini:

Bagi Siswa :
Siswa (dipaksa) memiliki waktu untuk mempelajari materi pelajaran di rumah sebelum guru menyampaikannya di kelas. Dengan demikian, siswa lebih mandiri dan tidak lagi hanya menunggu guru menyampaikan materi pelajarannya di kelas.
Siswa dapat mempelajari materi pelajaran dalam kondisi dan suasana yang nyaman sesuai dengan kemampuannya menerima materi. Siswa yang pintar dapat belajar secara cepat, sedangkan bagi siswa yang kurang mampu, mereka dapat mengulang materi pelajaran (video) sesukanya sampai mereka faham.
Setiap siswa bisa mendapatkan perhatian penuh dari guru saat mengalami kesulitan dalam memahami konsep maupun tugas/latihan/kuis. Hal ini dikarenakan di dalam kelas, guru hanya membahas (mereview) materi-materi yang menurut siswa sulit (saja). Atau, guru bisa meminta siswa yang sudah memahami materi, untuk membantu temannya yang belum faham. Dengan demikian dapat dipastikan setiap siswa telah memahami materi dengan baik.
Siswa dapat belajar dari berbagai jenis konten pembelajaran baik melalui video, website, aplikasi mobile atau jenis konten yang lain. Hal ini memudahkan siswa memahami materi pelajaran, dari pada siswa hanya belajar dari papan tulis atau buku.
Bagi guru :
Lebih efektif, karena materi disajikan dalam bentuk video, sehingga bisa digunakan berulang-ulang pada kelas yang lain.
Hemat waktu, karena guru tidak harus menjelaskan semua materi pelajaran, akan tetapi hanya bagian-bagian tertentu yang dianggap sulit oleh siswa.
Guru termotivasi untuk mempersiapkan materi pelajaran dalam berbagai jenis konten, baik berupa video, website, aplikasi mobile atau jenis konten yang lain. Sehingga pelaksanaan pembelajaran lebih terencana dan tertata dengan baik.
Guru semakin kreatif dalam membuat modul pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi yang memudahkan siswa dalam memahami konsep.
Terjalin komunikasi yang aktif antara guru dan siswa, karena pembelajaran di kelas lebih banyak dilakukan dengan berdiskusi (tanya jawab) di antara mereka.

Kelemahan Flipped classroom

Meski banyak keuntungan yang didapat dari pelaksanaan model pembelajaran flipped classroom, namun tetap saja ada kekurangannya, diantaranya adalah :

Tidak semua siswa/guru/sekolah memiliki akses terhadap perangkat teknologi informasi yang dibutuhkan, seperti komputer/laptop dan koneksi internet.
Tidak semua siswa merasa nyaman belajar di depan komputer/laptop. Padahal untuk melaksanakan model pembelajaran ini, siswa harus mengakses materi melalui perangkat tersebut.
Tidak semua siswa memiliki motivasi untuk belajar secara mandiri di rumah. Apalagi terhadap materi yang belum disampaikan oleh guru. Sehingga motivasi dari guru selalu dibutuhkan, agar siswa terbiasa mempelajari materi pelajaran secara mandiri, sebelum materi tersebut disampaikan oleh guru di kelas.
Butuh waktu lama bagi guru untuk mempersiapkan materi dalam bentuk video, terutama guru yang belum terbiasa membuat video pembelajaran.

Dari kelebihan dan kekurangan flipped classrom di atas, memang tidak mudah, bahkan butuh waktu untuk menyiapkan materi pembelajaran (video) dan menerapkannya di dalam kelas kita. Namun, tidak ada salahnya jika kita mulai mencoba menerapkan model pembelajaran ini, agar supaya siswa terbiasa dan tertantang untuk mempelajari sesuatu yang baru secara mandiri agar prestasi belajar semakin meningkat.

Mudah-mudahan bermanfaat :D

Referensi :
http://www.faronics.com/news/blog/4-benefits-of-the-flipped-classroom/